Pernahkan anda membandingkan suatu nilai terhadap nilai tertentu ?. Jika x adalah standar dengan nilai kadar 20 ng/dL memiliki absorbansi 0,2, maka jika ada satu sample dengan nilai absorbansi 0,4, rumus untuk menghitung kadar secara sederhana adalah 0,4/0,2 x 20 ng/dL = 40 ng/dL.
Bagaimana jika standarnya lebih dari 5 nilai misalnya 20, 40, 80, 160, 320 ng/dL dengan masing masing kadar memiliki nilai absorbansi (OD) yang berbeda, bagaimana kita dapat menghasilkan nilai kadar suatu sample ?. Secara sederhana kita bisa membuat kurva normal dengan program excell. Kemudian kita ekstrapolarisasi data dengan persamaan regresi Y=a+bX.
Akan tetapi nilai suatu absorbansi ‘tidak linier’ sederhana seperti rumus di atas; jika kadar meningkat 2 kali maka nilai absorbansi akan menjadi dua kali lipatnya. Ada suatu masa nilai yang menunjukkan bahwa aborbansi akan ‘cenderung melandai’.
Maka diperlukan suatu formula matematika yang lebih komplek untuk menggambarkan nilai kurva yang lebih ‘fit’. Analisis hasil ELISA harus mempertimbangkan keadaan tersebut di atas. Para ahli matematika dan statistika ‘lebih mempercayai’ penggunaan 4 parameter logistik daripada penggunaan regresi sederhana untuk menggambarkan kurva yang fit. Formula matematika untuk 4 parameter logistik adalah sebagai berikut :
Formula ini lebih menggambarkan kondisi yang lebih fit untuk nilai-nilai absorbansi dari standar ELISA. Bahkan pada saat ini sudah ‘ditemukan’ formula yang lebih pas untuk menunjukkan kurva standard yang lebih melibatkan banyak faktor dari pada regresi linier sederhana, yaitu dengan menambahkan faktor asimetrik (g).
Tentu untuk menghitung nilai nilai tersebut secara manual terlihat sangat rumit. Tetapi saat ini banyak sekali program online yang menyediakan software otomatis untuk menganalisa hasil dari running ELISA. Salah satu yang sangat mudah dipahami adalah www.analisaanalysis.com. Software ini menyediakan berbagai pilihan fitting curve untuk analisis elisa dan kita dapat membuat layout preparasi sesuai dengan kebutuhan kita.
